Hal tersebut dikatakan Ekonom Senior Aviliani dengan menyebut bahwa kebijakan pengelolaan APBN harus dikelola dengan baik oleh pemerintah RI.
Menurutnya, salah satu penyebab resesi Argentina yaitu pengelolaan APBN yang salah, sehingga perekonomiannya menurun dan minus selama dua kuartal berturut-turut.
"Jadi Argentina bisa jadi contoh ya? Iya. Maksudnya pengelolaan APBN itu harus bagus supaya jangan sampai akhirnya orang melihat APBN itu bisa jadi krisis gara-gara persepsi," ujar Aviliani di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan dikutip Rabu (26/6).
Dikatakan Aviliani, apalagi saat ini nilai tukar rupiah melemah hingga di atas Rp16.400 per dolar AS, atu ke level yang cukup tinggi.
Untuk itu, ia menekankan kebijakan pengelolaan APBN harus betul-betul menjadi perhatian lantaran pelemahan rupiah akan mempengaruhi berbagai belanja negara yang berkaitan dengan subsidi.
"Sekarang rupiah sudah melemah nih. Biasanya rupiah melemah itu yang cenderung biasanya orang (khawatir), 'waduh ini jangan-jangan kita masuk jurang resesi'. Jadi makanya adalah bagaimana mengelola rupiah itu," jelasnya.
Ia juga mengingatkan PHK yang masih terjadi di industri baru-baru ini, seperti di sektor tekstil harus secepatnya dicarikan solusinya. Pasalnya, hal tersebut dapat menambah sentimen negatif ke investor ke Indonesia.
"Terkait dengan APBN, mungkin sudah harus dilihat ketika sekarang misalkan banyak PHK apa mungkin perlu untuk penalangan orang miskin yang nambah," pungkasnya.
Sebagai informasi, Argentina resmi terperosok ke dalam jurang resesi ekonomi pada kuartal pertama tahun ini. Hal tersebut diiringi oleh angka pengangguran yang meningkat setelah pemangkasan anggaran belanja besar-besaran Presiden Argentina Javier Milei.
Pemangkasan anggaran itu berdampak pada penurunan konsumsi dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang juga berimbas pada produk domestik bruto (PDB) negara yang menyusut 2,6 persen pada kuartal I-2024 dibandingkan dengan kuartal IV- 2023. Sehingga menandakan ekonomi Argentina terkontraksi pada kuartal-ke-kuartal kedua berturut-turut.
BERITA TERKAIT: